Bukti Candi Borobudur Peninggalan Nabi Sulaiman
Misteri Candi Borobudur dari kajian Al Qur’an, Benarkah Borobudur Peninggalan Nabi Sulaiman? |
Borobodur seperti yang dipercayai masyarakat hingga kini adalah peninggalan dari kejayaan kerajaan Mataram Kuno (wangsa Syailendra) yang dibangun sekitar abad ke 8 hingga ke 9, pada masa kekuasaan Raja Samaratungga. Selama 150 tahun Candi Borobudur menjadi pusat ziarah megah bagi penganut Budha. Akan tetapi, seiring dengan runtuhnya Kerajaan Mataram sekitar tahun 930 M, maka pusat kekuasaan dan kebudayaan di pindah ke Jawa Timur, hingga Borobudur pun terlupakan. Kemudian, dengan terjadinya gempa dan letusan gunung berapi, membuat candi melesak sehingga mempercepat keruntuhannya. Semak blukar tropis pun menutupi Candi Borobudur sehingga pada abad-abad selanjutnya candi ini lenyap ditelan sejarah.
Misteri Peninggalan Nabi Sulaiman AS
Sebuah misteri kerap kali memunculkan berbagai pembacaan dan pemaknaan yang lantas berujung pada wacana yang kontroversial. Begitu pun dengan keberadaan candi Borobudur. Sebuah bangunan monumental yang termasuk salah satu keajaiban dunia dan diakui sebagai warisan dunia (world haritage), tidak luput dari berbagai dugaan yang lantas memunculkan berbagai kontroversi, yang justru menjadikan keberadaan Borobudur semakin menarik untuk dipelajari. Sebuah kontroversi yang sangat menarik adalah adanya wacana yang menyatakan bahwa Candi Borobudur adalah bangunan bersejarah peninggalan Raja Sulaiman, yang nota bene adalah salah satu Nabi Allah yang diimani oleh umat Islam.
KH. Fahmi Basya, seorang dosen Matematika Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang pertama kali mengangkat wacana tentang keberadaan Candi Borobudur sebagai warisan Nabi Sulaiman. Tentu saja, wacana ini serta merta mendapat reaksi beragam dari berbagai kalangan, dari mulai yang setuju, ada yang skeptis, dengan membiarkan wacana itu bergulir begitu saja, hingga ada yang keras, dengan menyangkal serta mentertawakan. Namun, tak sedikit pula yang bersikap biasa saja bahwa wacana itu hanyalah sebuah sensasi yang tak berdasar dan tak perlu ditanggapi.
Terlepas apakah percaya atau tidak, tampaknya wacana unik ini cukup menarik untuk diangkat dan diketahui oleh masyarakat luas sebagai bentuk apresiasi bagi sebuah kajian keilmuan dan pengembangan ilmu pengetahuan yang terus berkembang.
Dari beberapa riset yang dilakukan KH. Fahmi Basya bersama dengan Lembaga Studi Islam dan Kepurbakalaan, disebutkan bahwa sebenarnya Candi Borobudur adalah bangunan yang dibangun oleh tentara nabi Sulaiman termasuk di dalamnya dari kalangan bangsa jin. Nabi Sulaiman adalah seorang Nabi sekaligus Raja yang memiliki kemampuan menaklukkan besi dan juga menaklukkan gunung hingga kemudian dikenal sebagai Raja Gunung. Di Nusantara ini, yang dikenal sebagai Raja Gunung adalah “Syailendra”. Menurut DR. Daoud Yoesoef, Syailendra berasal dari kata Syaila dan Indra. Syaila = Raja dan Indra = Gunung.
Menurut KH. Fahmi Basya, sangat sedikit masyarakat yang mengetahui bahwa di Candi Borobudur sendiri sebenarnya sangat banyak ditemukan simbol-simbol tentang Islam. Dari hasil ekspedisi dan penelitian yang dilakukannya, ditemukan juga fakta baru mengenai indikator-indikator tentang adanya kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Saba di Candi Borobodur dan Ratu Boko. Dari penelitian tersebut, juga disebutkan bahwa nama-nama daerah tertentu di Jawa Tengah seperti nama Sleman diduga berasal dari kata Sulaiman dan Wonosobo berasal dari Hutan Ratu Shaba.
Didalam Al Quran : 18, surat SABA (34), kita disuruh untuk melakukan perjalanan ke Negeri Saba :
وَجَعَلْنَا بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ الْقُرَى الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا قُرًى ظَاهِرَةً وَقَدَّرْنَا فِيهَا السَّيْرَ سِيرُوا فِيهَا لَيَالِيَ وَأَيَّاماً آمِنِينَ
Berjalanlah padanya beberapa malam dan siang dengan aman. (QS. 34 ayat 18)
Setelah dilakukan penelitian, terbukti bahwa NEGERI SABA itu adalah INDONESIA, dengan pusat pemerintahan di Pulau Jawa. ARSY SABA yang dipindahkan atas perintah Nabi Sulaiman adalah Candi Borobudur yang dipindahkan dari Candi Ratu BOKO, padahal selama ini kebanyakan orang mengira bahwa ARSY SABA berada di YAMAN.
Ada 12 point yang menjadi bukti berdasarkan Al Quran, bahwa Negeri SABA tersebut berada di pulau Jawa, bukanlah di YAMAN.
Berdasarkan ilmu sejarah yang selama ini kita pelajari, Candi Borobudur didirikan pada abad ke 7. Akan tetapi menurut teori paruh waktu, bahwa penelitian terhadap batuan pada candi tersebut, tidak dapat dihitung umurnya dengan menggunakan : Isotop C . Sehingga dapat ditarik hipotesa awal, bahwa sebenarnya Candi Borobudur tidak lah dibuat pada abad ke 7.
Phenomena 19 |
Kita jangan pernah lupa, bahwa ‘Phenomena 19’ yang tersebut di dalam Al-Quran itu, berasal dari kalimat : “Bismillaahhirrahmaanirrahiim”, yang terdiri dari 19 buah huruf.
Kalimat : “Bismillaah hirrahmaanir rahiim” ini yang memperkenalkan kepada kita adalah Nabi Sulaiman. Ketika Beliau berkirim surat kepada Ratu Saba’, dimana pada Kop Surat dari Surat Sulaiman tersebut, terdapat kalimat “Bismillaahhirrahmaanirrahiim”
Isi surat Nabi Sulaiman kepada Ratu Saba’ tersebut adalah :”Allaa ta’luu ‘alaiyya, wa’tuunii muslimin” (Jangan menyombong kepada ku dan datanglah kepada ku dengan menyerah diri).
Jadi, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa ‘Phenomena 19’ tersebut, sudah diketahui oleh Nabi Sulaiman. Oleh karena itu di Candi Borobudur terdapat ‘Phenomena 19’.
Dikarenakan yang membuat Candi Borobudur itu bukan hanya makhluk Tuhan dari golongan manusia saja, akan tetapi juga dari golongan Jin, maka segaris lurusnya antara tiga buah candi, yaitu : Borobudur, Pawon dan Mendut, bukanlah hal yang kebetulan. Karena Jin bisa melihatnya dari atas.
Untuk apa mereka membuat ketiga candi itu segaris lurus ?
Jawabnya adalah : Untuk membuat gambar Gerhana. Dengan demikian mereka memberitakan bahwa Candi Borobudur itu adalah gambar Matahari, sedangkan Candi Mendut adalah gambar Bumi. Itu sebabnya mengapa Candi Mendut mewakili golongan manusia. Dimana pada candi tersebut, terdapat sebuah patung berwujud manusia, disamping itu karena sebagai wakil penduduk bumi adalah manusia.
Mengapa Borobudur itu merupakan gambar matahari ? Hal itu dikarenakan... si Ratu Saba’ itu, dahulunya menyembah matahari, sehingga singgasana atau ‘Arsy dia pergunakan bernuansa matahari.
Mengapa candi-candi itu menggambarkan Mihrab-Mihrab?? Ya ... begitu disebut di dalam Al-Quran, jin-jin yang bekerja atas paksaan Sulaiman itu, mereka membuat mihrab-mihrab.
وَلِسُلَيْمَانَ الرِّيحَ غُدُوُّهَا شَهْرٌ وَرَوَاحُهَا شَهْرٌ وَأَسَلْنَا لَهُ عَيْنَ الْقِطْرِ وَمِنَ الْجِنِّ مَن يَعْمَلُ بَيْنَ يَدَيْهِ بِإِذْنِ رَبِّهِ وَمَن يَزِغْ مِنْهُمْ عَنْ أَمْرِنَا نُذِقْهُ مِنْ عَذَابِ السَّعِيرِ (١٢)
يَعْمَلُونَ لَهُ مَا يَشَاءُ مِن مَّحَارِيبَ وَتَمَاثِيلَ وَجِفَانٍ كَالْجَوَابِ وَقُدُورٍ رَّاسِيَاتٍ اعْمَلُوا آلَ دَاوُودَ شُكْراً وَقَلِيلٌ مِّنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ (١٣)
12. Dan untuk Sulaiman, angin bertiup pada pagi hari sebulan dan bertiup pada petang hari sebulan. Dan kami alirkan baginya mata air dari tembaga, dan kami mudahkan sebagian dari Jin bekerja di hadapannya dengan izin Tuhannya, dan siapa dari mereka berpaling dari perintah kami, niscaya kami rasakan baginya dari azab api yang bernyala.
13. Mereka kerjakan untuknya apa yang ia kehendaki dari Mihrab-Mihrab dan Patung-patung dan Piring-piring seperti Kolam-Kolam dan Kuali-Kuali yang tetap ....
(Al-Quran, surat Saba’, ke 34 ayat 12-13)
Adalah seseorang yang berpendapat berbeda tentang asal muasal Candi Borobudur, yang hingga saat ini pun masih menjadi misteri yang menarik untuk diungkap. Dia bernama Fahmi Basya. Dia berpendapat bahwa Borobudur adalah peninggalan Nabi Sulaiman!
Sungguh hal ini sangat menggelitik sel-sel kelabu pada otak kita, karena pada umumnya yang khalayak ketahui selama ini, Candi Borobudur adalah merupakan peninggalan Dinasti Syailendra.
Darimanakah beliau mendapat kesimpulan tersebut?
Silahkan simak lebih lanjut pada WEB bertema : Borobudur-Al Qur’an, dengan alamat : http://borobudur-alquran.blogspot.com
Membaca judul diatas, tentu banyak orang yang akan mengernyitkan dahi, sebagai tanda ketidakpercayaannya. Bahkan, mungkin demikian pula dengan Anda. Sebab, Nabi Sulaiman AS adalah seorang utusan Allah yang diberikan keistimewaan dengan kemampuannya menaklukkan seluruh makhluk ciptaan Allah, termasuk angin yang tunduk di bawah kekuasaannya atas izin Allah. Bahkan, burung dan jin selalu mematuhi perintah Sulaiman.
Menurut Sami bin Abdullah al-Maghluts, dalam bukunya Atlas Sejarah Nabi dan Rasul, Nabi Sulaiman diperkirakan hidup pada abad ke-9 Sebelum Masehi (989-931 SM), atau sekitar 3.000 tahun yang lalu. Sementara itu, Candi Borobudur sebagaimana tertulis dalam berbagai buku sejarah nasional, didirikan oleh Dinasti Syailendra pada akhir abad ke-8 Masehi atau sekitar 1.200 tahun yang lalu. Karena itu, wajarlah bila banyak orang yang mungkin tertawa kecut, geli, dan geleng-geleng kepala bila disebutkan bahwa Candi Borobudur didirikan oleh Nabi Sulaiman AS.
Candi Borobudur merupakan candi Budha. Berdekatan dengan Candi Borobudur adalah Candi Pawon dan Candi Mendut. Beberapa kilometer dari Candi Borobudur, terdapat Candi Prambanan, Candi Kalasan, Candi Sari, Candi Plaosan, dan lainnya. Candi-candi di dekat Prambanan ini merupakan candi Buddha yang didirikan sekitar tahun 772 dan 778 Masehi.
Lalu, apa hubungannya dengan Sulaiman? Benarkah Candi Borobudur merupakan peninggalan Nabi Sulaiman yang hebat dan agung itu? Apa bukti-buktinya? Benarkah ada jejak-jejak Islam di candi Buddha terbesar itu? Tentu perlu penelitian yang komprehensif dan melibatkan berbagai pihak untuk membuktikan validitas dan kebenarannya.
Namun, bila pertanyaan di atas diajukan kepada KH Fahmi Basya, ahli matematika Islam itu akan menjawabnya; benar. Borobudur merupakan peninggalan Nabi Sulaiman yang ada di tanah Jawa.
Dalam bukunya, Matematika Islam 3 (Republika, 2009), KH Fahmi Basya menyebutkan beberapa ciri-ciri Candi Borobudur yang menjadi bukti sebagai peninggalan putra Nabi Daud tersebut. Di antaranya, hutan atau negeri Saba, makna Saba, nama Sulaiman, buah maja yang pahit, dipindahkannya istana Ratu Saba ke wilayah kekuasaan Nabi Sulaiman, bangunan yang tidak terselesaikan oleh para jin, tempat berkumpulnya Ratu Saba, dan lainnya.
Dalam Alquran, kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Saba disebutkan dalam surah An-Naml [27]: 15-44, Saba [34]: 12-16, al-Anbiya [21]: 78-81, dan lainnya. Tentu saja, banyak yang tidak percaya bila Borobudur merupakan peninggalan Sulaiman.
Di antara alasannya, karena Sulaiman hidup pada abad ke-10 SM, sedangkan Borobudur dibangun pada abad ke-8 Masehi. Kemudian, menurut banyak pihak, peristiwa dan kisah Sulaiman itu terjadi di wilayah Palestina, dan Saba di Yaman Selatan, sedangkan Borobudur di Indonesia.
Tentu saja hal ini menimbulkan penasaran. Apalagi, KH Fahmi Basya menunjukkan bukti-buktinya berdasarkan keterangan Alquran. Lalu, apa bukti sahih andai Borobudur merupakan peninggalan Sulaiman atau bangunan yang pembuatannya merupakan perintah Sulaiman?
Bukti Candi Borobudur Peninggalan Nabi Sulaiman AS
Menurut Fahmi Basya, dan seperti yang penulis lihat melalui relief-relief yang ada, memang terdapat beberapa simbol, yang mengesankan dan identik dengan kisah Sulaiman dan Ratu Saba, sebagaimana keterangan Alquran.
Relief Peti Kotak Tabut
Pertama adalah tentang tabut, yaitu sebuah kotak atau peti yang berisi warisan Nabi Daud AS kepada Sulaiman. Konon, di dalamnya terdapat kitab Zabur, Taurat, dan Tongkat Musa, serta memberikan ketenangan. Pada relief yang terdapat di Borobudur, tampak peti atau tabut itu dijaga oleh seseorang.
Firman Alloh SWT dalam al-Qur'an Surat Al Baqoroh ayat 248 :
وَقَالَ لَهُمْ نَبِيُّهُمْ اِنَّ اٰيَةَ مُلْكِهٖٓ اَنْ يَّأْتِيَكُمُ التَّابُوْتُ فِيْهِ سَكِيْنَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَبَقِيَّةٌ مِّمَّا تَرَكَ اٰلُ مُوْسٰى وَاٰلُ هٰرُوْنَ تَحْمِلُهُ الْمَلٰۤىِٕكَةُۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ ٢٤٨
Wa qoola lahum nabiyyuhum inna aayata mulkihii ay ya'tiyakumut taabuutu fiihi sakiinatum mir robbikum wa baqiyyatum mimmaa taroka aalu muusaa wa aalu haaruuna tahmiluhul malaa-ikah, inna fii dzaalika la-aayatal lakum ing kuntum mu'miniin.
Nabi mereka berkata kepada mereka, “Sesungguhnya tanda kerajaannya ialah datangnya Tabut kepadamu yang di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari apa yang ditinggalkan oleh keluarga Musa dan keluarga Harun yang dibawa oleh para malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Alloh) bagimu jika kamu orang-orang mukmin.(QS Al-Baqarah [2]: 248).
Relief Pekerjaan Jin Tidak Selesai
Kedua, pekerjaan jin yang tidak selesai ketika mengetahui Sulaiman telah wafat, dalam al-Qur'an Surat Saba' ayat 14 :
فَلَمَّا قَضَيْنَا عَلَيْهِ الْمَوْتَ مَا دَلَّهُمْ عَلٰى مَوْتِهٖٓ اِلَّا دَاۤبَّةُ الْاَرْضِ تَأْكُلُ مِنْسَاَتَهٗۚ فَلَمَّا خَرَّ تَبَيَّنَتِ الْجِنُّ اَنْ لَّوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ الْغَيْبَ مَا لَبِثُوْا فِى الْعَذَابِ الْمُهِيْنِۗ ١٤
Fa lammaa qodloinaa ngalaihil mauta maa dallahum ngalaa mautihii illaa daabbatul ardli ta'kulu min sangatah, fa lammaa khorro tabayyanatil jinnu al lau kaanuu ya'lamuunal ghoiba maa labitsuu fil ngadzaabil muhiin.
Maka, ketika telah Kami tetapkan kematian (Sulaiman), tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu, kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Ketika dia telah tersungkur, jin menyadari bahwa sekiranya mengetahui yang gaib, tentu mereka tidak berada dalam siksa yang menghinakan. (QS. Saba [34]: 14)
Saat mengetahui Sulaiman wafat, para jin pun menghentikan pekerjaannya. Di Borobudur, terdapat patung yang belum tuntas diselesaikan. Patung itu disebut dengan Unfinished Solomon.
Patung dan Gedung Buatan Jin
Ketiga, para jin diperintahkan membangun gedung yang tinggi dan membuat patung-patung.
Firman Alloh SWT dalam al-Qur'an Surat Saba' ayat 13 :
يَعْمَلُوْنَ لَهٗ مَا يَشَاۤءُ مِنْ مَّحَارِيْبَ وَتَمَاثِيْلَ وَجِفَانٍ كَالْجَوَابِ وَقُدُوْرٍ رّٰسِيٰتٍۗ اِعْمَلُوْٓا اٰلَ دَاوٗدَ شُكْرًاۗ وَقَلِيْلٌ مِّنْ عِبَادِيَ الشَّكُوْرُ ١٣
Ya'maluuna lahuu maa yasyaa-u mim mahaariiba wa tamaatsiila wa jifaaning kal-jawaabi wa quduurir roosiyaat, i'maluu aala daawuuda syukroo, wa qoliilum min ngibaadiyasy syakuur.
Mereka (para jin) selalu bekerja untuk Sulaiman sesuai dengan kehendaknya. Di antaranya (membuat) gedung-gedung tinggi, patung-patung, piring-piring (besarnya) seperti kolam dan periuk-periuk yang tetap (di atas tungku). Bekerjalah wahai keluarga Daud untuk bersyukur. Sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang banyak bersyukur. (QS. Saba' [34]: 13)
Seperti diketahui, banyak patung Buddha yang ada di Borobudur. Sedangkan gedung atau bangunan yang tinggi itu adalah Candi Prambanan.
Relief Nabi Sulaiman berbicara dengan Burung
Keempat, Nabi Sulaiman berbicara dengan burung-burung dan hewan-hewan.
Firman Alloh SWT dalam al-Qur'an Surat An-Naml ayat 20-22 :
وَتَفَقَّدَ الطَّيْرَ فَقَالَ مَا لِيَ لَآ اَرَى الْهُدْهُدَۖ اَمْ كَانَ مِنَ الْغَاۤىِٕبِيْنَ ٢٠ لَاُعَذِّبَنَّهٗ عَذَابًا شَدِيْدًا اَوْ لَاَا۟ذْبَحَنَّهٗٓ اَوْ لَيَأْتِيَنِّيْ بِسُلْطٰنٍ مُّبِيْنٍ ٢١ فَمَكَثَ غَيْرَ بَعِيْدٍ فَقَالَ اَحَطْتُّ بِمَا لَمْ تُحِطْ بِهٖ وَجِئْتُكَ مِنْ سَبَاٍ ۢ بِنَبَاٍ يَّقِيْنٍ ٢٢
(20) Wa tafaqqodath thoiro fa qoola maa liya laa arol hud-huda am kaana minal ghoo-ibiin. (21) la-ungadz dzibannahuu ngadzaaban syadiidan au la-adz bahannahuu au laya'tiyannii bisulthoonim mubiin. (22) Fa makatsa ghoiro bangiidin fa qoola ahathtu bimaa lam tuhith bihii wa ji'tuka min saba-im binaba-iy yaqiin.
(20) Dia (Sulaiman) memeriksa (pasukan) burung, lalu berkata, “Mengapa aku tidak melihat Hudhud? Ataukah ia termasuk yang tidak hadir? (21) Pasti akan kuhukum ia dengan hukuman yang berat atau kusembelih ia, kecuali jika ia datang kepadaku dengan alasan yang jelas.” (22) Tidak lama kemudian (datanglah Hudhud), lalu ia berkata, “Aku telah mengetahui sesuatu yang belum engkau ketahui. Aku datang kepadamu dari negeri Saba’ membawa suatu berita penting yang meyakinkan (kebenarannya.) (QS. An-Naml [27]: 20-22)
Reliefnya juga ada. Bahkan, sejumlah frame relief Borobudur bermotifkan bunga dan burung. Terdapat pula sejumlah relief hewan lain, seperti gajah, kuda, babi, anjing, monyet, dan lainnya.
Relief Ratu Saba Penyembah Matahari
Kelima, kisah Ratu Saba dan rakyatnya yang menyembah matahari dan bersujud kepada sesama manusia.
Firman Alloh SWT dalam al-Qur'an Surat An-Naml ayat 22 :
فَمَكَثَ غَيْرَ بَعِيْدٍ فَقَالَ اَحَطْتُّ بِمَا لَمْ تُحِطْ بِهٖ وَجِئْتُكَ مِنْ سَبَاٍ ۢ بِنَبَاٍ يَّقِيْنٍ ٢٢
Fa makatsa ghoiro bangiidin fa qoola ahathtu bimaa lam tuhith bihii wa ji'tuka min saba-im binaba-iy yaqiin.
Tidak lama kemudian (datanglah Hudhud), lalu ia berkata, “Aku telah mengetahui sesuatu yang belum engkau ketahui. Aku datang kepadamu dari negeri Saba’ membawa suatu berita penting yang meyakinkan (kebenarannya.) (QS. An-Naml [27]: 22)
Menurut Fahmi Basya, Saba artinya berkumpul atau tempat berkumpul. Ungkapan burung Hud-hud tentang Saba, karena burung tidak mengetahui nama daerah itu. "Jangankan burung, manusia saja ketika berada di atas pesawat, tidak akan tahu nama sebuah kota atau negeri," katanya menjelaskan. Ditambahkan Fahmi Basya, tempat berkumpulnya manusia itu adalah di Candi Ratu Boko yang terletak sekitar 36 kilometer dari Borobudur. Jarak ini juga memungkinkan burung menempuh perjalanan dalam sekali terbang.
Hutan Saba adalah Wonosobo
Keenam, Saba ada di Indonesia, yakni Wonosobo. Dalam Al-Qur'an, wilayah Saba ditumbuhi pohon yang sangat banyak.
Firman Alloh SWT dalam al-Qur'an Surat Saba' ayat 15 :
لَقَدْ كَانَ لِسَبَاٍ فِيْ مَسْكَنِهِمْ اٰيَةٌۚ جَنَّتٰنِ عَنْ يَّمِيْنٍ وَّشِمَالٍ ەۗ كُلُوْا مِنْ رِّزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوْا لَهٗۗ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَّرَبٌّ غَفُوْرٌ ١٥
Laqod kaana lisaba-in fii maskanihim aayah, jannataani ngay yamiiniw wa syimaal, kuluu mir rizqi robbikum wasykuruu lah, baldatun thoyyibatuw wa robbun ghofuur.
Sungguh, pada kaum Saba' benar-benar ada suatu tanda (kebesaran dan kekuasaan Alloh) di tempat kediaman mereka, yaitu dua bidang kebun di sebelah kanan dan kiri. (Kami berpesan kepada mereka,) “Makanlah rezeki (yang dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik (nyaman), sedangkan (Tuhanmu) Tuhan Yang Maha Pengampun.” (QS. Saba [34]: 15)
Dalam kamus bahasa Jawi Kuno, yang disusun oleh Dr. Maharsi, kata 'Wana' bermakna hutan. Jadi, menurut Fahmi, wana saba atau Wonosobo adalah hutan Saba.
Buah Maja yang Pahit
Ketujuh, buah 'maja' yang pahit. Ketika banjir besar (Sail al-Arim) menimpa wilayah Saba, pepohonan yang ada di sekitarnya menjadi pahit sebagai azab Alloh kepada orang-orang yang mendustakan ayat-ayat-Nya.
Firman Alloh SWT dalam al-Qur'an Surat Saba' ayat 16 :
فَاَعْرَضُوْا فَاَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ الْعَرِمِ وَبَدَّلْنٰهُمْ بِجَنَّتَيْهِمْ جَنَّتَيْنِ ذَوَاتَيْ اُكُلٍ خَمْطٍ وَّاَثْلٍ وَّشَيْءٍ مِّنْ سِدْرٍ قَلِيْلٍ ١٦
Fa a'rodluu fa arsalnaa ngalaihim sailal ngarimi wa baddalnaahum bijannataihim jannataini dzawaatai ukulin khomthiw wa atsliw wa syai-im min sidring qoliil.
Akan tetapi, mereka berpaling sehingga Kami datangkan kepada mereka banjir besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) berbuah pahit, pohon asal (sejenis cemara) dan sedikit pohon sidir (bidara). (QS. Saba' [34]: 16)
Sulaiman Nama Jawa
Kedelapan, nama Sulaiman menunjukkan sebagai nama orang Jawa. Awalan kata 'su' merupakan nama-nama Jawa. Dan, Sulaiman adalah satu-satunya nabi dan rasul yang 25 orang, yang namanya berawalan 'Su'.
Surat Nabi Sulaiman ditemukan di Candi Ratu Boko
Kesembilan, Sulaiman berkirim surat kepada Ratu Saba melalui burung Hud-hud.
Firman Alloh SWT dalam al-Qur'an Surat An-Naml ayat 28 :
اِذْهَبْ بِّكِتٰبِيْ هٰذَا فَاَلْقِهْ اِلَيْهِمْ ثُمَّ تَوَلَّ عَنْهُمْ فَانْظُرْ مَاذَا يَرْجِعُوْنَ ٢٨
Idz-hab bikitaabii haadzaa fa alqih ilaihim tsumma tawalla ngan-hum fandhur maadzaa yarjinguun.
Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkanlah kepada mereka. Kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan!” (QS. An-Naml [27]: 28
Menurut Fahmi, surat itu ditulis di atas pelat emas sebagai bentuk kekayaan Nabi Sulaiman. Ditambahkannya, surat itu ditemukan di sebuah kolam di Candi Ratu Boko.
Istana Ratu Saba yang Dipindahkan
Kesepuluh, bangunan yang tinggal sedikit (Sidrin qolil). (Lihat surah Saba [34] 16). Bangunan yang tinggal sedikit itu adalah wilayah Candi Ratu Boko. Dan di sana terdapat sejumlah stupa yang tinggal sedikit. "Ini membuktikan bahwa Istana Ratu Boko adalah istana Ratu Saba yang dipindahkan atas perintah Sulaiman," kata Fahmi menegaskan.
Selain bukti-bukti di atas, kata Fahmi, masih banyak lagi bukti lainnya yang menunjukkan bahwa kisah Ratu Saba dan Sulaiman terjadi di Indonesia. Seperti terjadinya angin Muson yang bertiup dari Asia dan Australia (QS Saba [34]: 12), kisah istana yang hilang atau dipindahkan, dialog Ratu Bilqis dengan para pembesarnya ketika menerima surat Sulaiman (QS An-Naml [27]: 32), nama Kabupaten Sleman, Kecamatan Salaman, Desa Salam, dan lainnya. Dengan bukti-bukti di atas, Fahmi Basya meyakini bahwa Borobudur merupakan peninggalan Sulaiman. Bagaimana dengan kalian? Hanya Allah yang mengetahuinya.
Wallohu A'lam.
Sumber : www.zulkiflipohan.com
Terima kasih telah membaca artikel kami yang berjudul: Bukti Candi Borobudur Peninggalan Nabi Sulaiman, jangan lupa IKUTI website kami dan silahkan bagikan artikel ini jika menurut Anda bermanfaat. Simak artikel kami lainnya di Google News.
Gabung dalam percakapan