Pengertian dan Sejarah Nahlatul Ulama
Pengertian Sejarah dan Lambang Pertama Nahlatul Ulama
Pengertian Nahdlatul Ulama
Nahdlatul Ulama,
disingkat NU, artinya kebangkitan ulama. Sebuah organisasi yang didirikan oleh
para ulama pada tanggal 31 Januari 1926 M
/ 16 Rajab 1344 H. Tujuan organisasi ini adalah untuk melestarikan,
mengembangkan dan mengamalkan ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah dengan
menmganut salah satu dari empat madzhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali).
Sejarah Nahdlatul Ulama
Latar belakang
berdirinya NU berkaitan erat dengan perkembangan pemikiran keagamaan dan
polotik dunia islam kala itu. Pada tahun 1924, Syarif Husein, Raja Hijaz
(Mekkah) yang berpaham Sunni ditaklukan oleh Abdul Aziz bin Saud yang beraliran
Wahabi. Tersebarlah berita penguasa baru itu akan melarang semua bentuk
amaliyah keagamaan ala kaum Sunni, yang sudah berjalan berpuluh-puluh tahun di
Tanah Arab, dan akan menggantikannya dengan model Wahabi. Pengalaman agama
dengan sistem bermadzhab, tawasul, ziarah kubur, maulid Nabi akan segera
dilarang. Petilasan-petilasan penting dalam sejarah islam, seperti makam para
sahabat Nabi, bahkan Makam Rasululloh SAW pun akan digusur.
Tidak hanya
itu, Raja Saud ingin melebarkan pengaruh kekuasaannya ke seluruh dunia islam.
Dengan dalih demi kejayaan islam, ia berencana meneruskan kekhilafahan islam
yang terputus di Turki pasca runtuhnya Daulah Usmaniyah. Yaitu
kesultanan Khalifah Islamiyah di Turki yang terjungkal akibat revolusi yang dipimpin
oeleh Kemal Ataturk. Untuk itu dia berencana menggelar Muktamar Khilafah di
Kota Suci Mekkah sebagai penerus Khilafah yang terputus itu.
Seluruh negara
Islam diundang untuk menghadiri muktamar tersebut , termasuk Indonesia.
Awalnya, utusan yang direkomendasiakan adalah HOS Cokroaminoto (SI), K.H. Mas
Maskur (Muhammadiyah) dan KH. Abdul Wahab Hasbullah (pesantren). Namun, ada
permainan licik dia antara kelompok yang mengusung para calon utusan Indonesia.
Dengan alasan K.H. Wahab Hasbullah tidak mewakili organisasi resmi, maka
namanya dicooret dari daftar calon utusan.
Peristiwa itu
menimbulkan kekecewaan yang mendalam bagi para ulama pengasuh pesantren
sekaligus menyadarkan akan pentingnya sebuah organisasi. Oleh karena itu,
dibentuklah “Komite Hijaz”, sebuah panitia yang bertugas untuk memobilisasi
kekuatan dan dukungan umat, serta untuk menyuarakan aspirasi ulama Ahlussunnah
Wal Jama’ah Indonesia terkait dengan tindakan yang akan dilakukan oleh Raja
Saudi Arabia yang melarang dan membid’ahkan beberapa amalan kaum Sunni.
Delegasi dalam
Komite Hijaz tersebut terdiri dari KH. Wahab Hasbullah sebagai Ketua, Syaikh
Ghonaim seorang warga Mesir sebagai penasehat dan KH. Dahlan Nganjuk seorang
warga Indonesia yang bermukim di Mekkah sebagai sekretaris (untuk menghemat
biaya).
Akhirnya rekomendasi tersebut berhasil disetujui oleh pihak Kerajaan
Saudi. Dengan demikian, akhirnya hingga kini umat islam sedunia yang melakukan
Haji bisa berziarah ke makam Rasulllah SAW.
Kelahiran dan Perkembangan NU
Sejak Komite
Hijaz berhasil melakukan misinya, maka kemudian disepakati bahwa komite ini
tidak dibubarkan , akan tetapi ditrasnformasikan menjadi organisasi/jam’iyyah
dengan nama Nahdlatul Ulama pada tanggal 16 Rajab 1344 H/ 31 Januari 1926 M di
rumahnya KH. Ridwan Abdullah (Bubutan, Surabya). Dengan susunan pengurus PBNU
pertama (1912) sebagai berikut :
Syuriah :
|
||
---|---|---|
Rois Akbar
|
:
|
KH. Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari
|
Wakil Rois Akbar
|
:
|
KH. Dahlan Ahyad, Kebondalem (Surabaya)
|
Katib Awal
|
:
|
KH. Abdul Wahab Hasbullah (Jombang)
|
Katib Tsani
|
:
|
KH. Abdul Chalim (Cirebon)
|
A’wan
|
:
|
KH. Mas Alwi Abdul Aziz (Surabaya)
KH. Ridwan Abdullah (Surabaya)
KH. Said (Surabaya)
KH. Bisri Syansuri (Jombang)
KH. Abdullah Ubaid (Surabaya)
KH. Nahrowi (Malang)
KH. Amin (Surabaya)
KH. Masjkuri (Lasem)
KH. Nahrowi (Surabaya)
|
Mustasyar
|
:
|
KH. Asnawi (Kudus)
KH. Ridwan(Semarang)
KH. Mas Nawawi, Sidogiri (Pasuruhan)
KH. Doro Muntoho (Bangkalan)
Syaikh Ghonaim al-Misri (Mesir)
KH. R. Hambali (Kudus)
|
Tanfidziyah :
|
||
Ketua
|
:
|
H. Hasan Gipo ( Surabaya)
|
Sekretaris
|
:
|
M. Sidiq Sugeng Jododiwirjo (Pemalang)
|
Bendhara
|
:
|
H. Burhan (Gersik)
|
Pembantu
|
:
|
H. Soleh Sjamil ( Surabaya)
H. Ichsan (Surabay)
H. Dja’far Alwan (Surabaya)
H. Usman (Surabaya)
H. Ahzab (Surabaya)
H. Nawawi (Surabaya)
H. Dachlan (Surabaya)
H. Mangun (Surabaya)
|
Jam’iyyah
Nahdlatul Ulama pada hakekatnya merupakan kelanjutan dari organisasi yang telah
ada sebelumnya, dilatarbelakangi oleh keprihatinan para Kiai dalam melihat
realitas kehidupan ekonomi umat islam dibawah cengkraman kolonial Belanda yang
bertambah menjadi-jadi, mengakibatkan terjebaknya masyarakat Indonesia dalam
kemiskinan struktural dan termajinalkannya kaum santri dari pusat-pusat gerakan
ekonomi, menambah kelemahan umat dari upaya memperdayakan diri sebagai suatu
bangsa. Maka dibentuklah organisasi yang disebut Nahdlatut Wathan
(Kebangkitan Tanah Air) pada tahun 1916. Kemudian tahun 1918 didirikan Taswirul
Afkar atau dikenal juga dengan Nahdlatul Fikri (Kebangkitan Pemikiran), sebagai
wahana pendidikan sosial politik kaum dan keagamaan kaum santri. Selanjutnya
didirikanlah Nahdlatut Tujjar, (Pergerakan Kaum Sudagar) yang dijadikan basis
untuk memperbaiki perekonomian rakyat. Dengan adanya Nahdlatul Tujjar itu, maka
Taswirul Afkar, selain tampil sebagi kelompok studi juga menjadi lembaga
pendidikan yang berkembang sangat pesat dan memiliki cabang di beberapa kota.
Baru kemudian setelah kelahiran beberapa organisasi di atas, dibentuklah Kmite
Hijaz (1924) yang kemudian ditransformasikan menjadi Jami’yyah Nahdlatul Ulama
pada tahun 1916.
Untuk menegaskan
prisip dasar orgasnisai ini, maka KH. Hasyim Asy'ari merumuskan Kitab Qanun
Asasi (prinsip dasar), kemudian juga merumuskan kitab I'tiqad Ahlussunnah Wal
Jamaah. Kedua kitab tersebut kemudian diejawantahkan dalam Khittah NU, yang
dijadikan dasar dan rujukan warga NU dalam berpikir dan bertindak dalam bidang
sosial, keagamaan dan politik.
Terima kasih telah membaca artikel kami yang berjudul: Pengertian dan Sejarah Nahlatul Ulama, jangan lupa + IKUTI website kami dan silahkan bagikan artikel ini jika menurut Anda bermanfaat. Simak artikel kami lainnya di Google News.
Dukung kami dengan memilih salah satu metode donasi di bawah ini:
Gabung dalam percakapan