Pengertian Serta Niat Puasa 8 Dzulhijjah (Tarwiyyah) dan 9 Dzulhijjah (Arofah)
Sumber: Buya Yahya (Pengasuh
LPD Al-Bahjah Cirebon)
Sebentar lagi kita akan memasuki hari agung dan mulia yaitu
Hari Arofah. Hari yang dipilih oleh Allah sebagai hari yang penuh dengan
amalan-amalan ibadah di dalamnya. Bagi orang yang haji mereka melakukan wukuf
di Padang Arofah dan bagi yang diluar atau bagi orang yang tidak melaksanakan
ibadah haji disunnahkan untuk melakukan puasa di Hari Arofah. Secara umum di
sepuluh awal Dzulhijjah disunnahkan kita untuk meningkatkan amalan-amalan yang
sunnah yang biasa dilakukan di hari-hari yang lain. Lebih khusus lagi di Hari
Arofah yaitu hari ke-9 Dzulhijjah.
Dalam hadits yang diriwayatkan Imam Abu Daud Rasulullah saw
bersabda :
عن ابن عباس - رضي الله عنه- قال: قال رسول الله صلى الله عليه
وسلم: (ما من أيام العمل الصالح فيها أحب إلى الله من هذه الأيام) -يعني أيام
العشر- قالوا: يا رسول الله، ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: (ولا الجهاد في سبيل
الله، إلا رجل خرج بنفسه وماله فلم يرجع من ذلك بشيء(
رواه أبو داود (٢٤٣٨) والترمذي (٧٥٧)
قال الشيخ الألباني: صحيح: انظر صحيح أبي داود (٢١٣٠(
Diriwayatkan oleh Abu Daud , dari Ibnu ‘Abbas bahwa Nabi
Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “ Tidak ada hari untuk beramal shalih
yang lebih dicintai oleh Allah melebihi dari pada hari-hari ini (Sepuluh hari
awal dari bulan Dzulhijjah). Mereka bertanya : Ya Rasulullah, pakah jihad fi
sabilillah tidak bias menyamainya? Beliau menjawab : Jihad fi sabilillah tidak
bias menyamainya, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan
hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun”.
Berpuasa adalah sebaik-baik amalan yang bisa dilakukan
seorang hamba. Maka hendaknya kita rajin berpuasa di hari-hari seperti itu
kemudian puncaknya adalah di hari arofah yang Nabi saw menyebutkan dalam hadits
yang diriwayatkan imam muslim :
صيام يوم عرفه أحتسب على الله أنه يكفر
السنة التي قبله والسنة التي بعده (رواه مسلم(
“ Aku berharap kepada Allah semoga dengan Puasa Arofah Allah
akan mengampuni dosa yang lalu dan dosa yang akan datang. “
Ini menunjukkan begitu pentingnya dan agungnya hari arofah.
Disamping pahalanya besar akan tetapi juga menjadi sebab dosa kita diampuni
oleh Allah SWT.
Kemudian yang harus kita ketahui juga bahwasanya, puasa
arofah ini disunahkan bagi orang yang tidak melaksanakan ibadah haji. Adapun
bagi orang yang melaksanakan ibadah haji disunnahkan bagi mereka dianjurkan dan
dihimbau untuk memperbanyak dzikir memohon kepada Allah SWT di arofah kemudian
bagi siapapun baik yang berada dipadang arofah atau yang diluar padang Arofah
selain berpuasa hendaknya di hari arofah ini memperbanyak bersedekah,
silaturrahmi terlebih lagi berdzikir kepada Allah SWT. Seperti disebutkan di
dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal :
روى أحمد عن ابن عمر مرفوعاً :ما من
أيام أعظم عند الله ولا أحب إليه من العمل فيهن من هذه الأيام العشر فأكثروا فيهن
من التهليل والتكبير والتحميد.
“Tidak ada hari yang lebih agung di hadapan Allah dan lebih
dicintai oleh Allah melebihi dari pada hari-hari 10 awal dzulhijjah ini. Maka
perbanyaklah di hari-hari tersebut dari takbir , tahlil dan tahmid”
Dzikir tersebut yang selama ini kita kenal dengan takbir :
اَللهُ أَكْبَرُ – اَللهُ أَكْبَرُ –
اَللهُ أَكْبَرُ – اَللهُ أَكْبَرُ – اَللهُ أَكْبَرُ – اَللهُ أَكْبَرُ – اَللهُ
أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ اَللهُ أَكْبَرُ ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِهِ الْحَمْدُ
Bagi orang yang
ingin berpuasa di Hari Arofah atau di hari selainnya bagi yang masih hutang.
Disini banyak Ulama berbeda pendapat. Menurut Imam Abu Hanifah bagi orang yang
mempunyai utang yang utangnya adalah karena udzur seperti sakit, berpergian
atau udzur-udzur yang menjadikan dia boleh berbuka puasa kemudian dia memasuki
hari yang disunnahkan untuk berpuasa seperti hari arofah. Menurut madzhab imam
abu hanifah orang tersebut tetap disunnahkan berpuasa dan tidak ada makruh sama
sekali.
Adapun menurut madzhab Imam Malik dan Imam Syafi’i bagi
orang yang masih mempunyai hutang kemudian dia berpuasa sunnah maka hukumnya
makruh. Hendaknya didahulukan membayar hutang puasa wajibnya terlebih dahulu
sebelum berpuasa sunnah.
Akan tetapi disitu juga dijelaskan oleh para ulama madzhab
Syafi’i yaitu di saat kita membayar hutang puasa wajib, cukup dengan niat puasa
wajib saja disaat seperti itu Allah akan memberikan kita pahala sunnah juga.
Itulah kemuran dari Allah SWT akan tetapi dengan catatan tidak boleh
digabungkan niat antara puasa sunnah dengan niat puasa wajib untuk mengqodho’
tadi, akan tetapi cukup dengan niat fardhu maka pahala sunnah akan didapat.
Jika menggabungkan niat puasa sunnah dengan niat hutang puasa wajib puasanya
menjadi tidak sah.
Jika menggabungkan puasa sunnah dengan puasa sunnah hal itu
diperbolehkan dan mendapatkan pahala sesuai yang diniatkan. Misalnya puasa
Arofah bertepatan hari Senen lalu kita menggabung Puasa Senen dan Arafoh maka
kita akan mendapatkan pahala dua-duanya . Adapun cara niat berpuasa Arofah
adalah cukup kita melintaskan di hati “Aku berpuasa arofah” itu sudah sah dan
lebih baik lagi jika dikuatkan dengan lisan kita. Mari di 10 awal Dzulhijjah
ini khususnya 9 Dzulhijjah kita berlomba-lomba melakukan kebaikan dengan segala
bentuk kebaikan.
Lafadz Niat Puasa
Tarwiyah (8 Dzulhijjah)
نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً
للهِ تَعَالىٰ
“Saya niat puasa Tarwiyah,
sunnah karena Allah ta'ala”
Lafadz Niat Puasa
Arafah (9 Dzulhijjah)
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً
للهِ تَعَالىٰ
“Saya niat puasa
Arafah, sunnah karena Allah ta'ala”
Wallahu A’lam
Bisshowab.
Terima kasih telah membaca artikel kami yang berjudul: Pengertian Serta Niat Puasa 8 Dzulhijjah (Tarwiyyah) dan 9 Dzulhijjah (Arofah), jangan lupa + IKUTI website kami dan silahkan bagikan artikel ini jika menurut Anda bermanfaat. Simak artikel kami lainnya di Google News.
Dukung kami dengan memilih salah satu metode donasi di bawah ini:
Gabung dalam percakapan