Biografi Syekh Jumadil Qubro
Biografi Syekh Jumadil Qubro
Syekh Jumadil Qubro adalah seorang ulama besar yang berasal dari
Samarkand, Uzbekistan, Asia Tengah. Ia diyakini sebagai keturunan ke-10 dari
al-Husain, cucu Nabi Muhammad SAW.
Silsilah
Sayyid Jumadil Kubro bin Sayyid Zainul Khusen bin Sayyid
Zainul Kubro bin Sayyid Zainul Alam bin Sayyid Zainal Zainal Abidin bin Sayyid
Khusen bin Siti Fatimah binti Rasulullah Muhammad SAW bin Abdullah bin Abdul
Mutholib
Biografi
Syekh Jumadil Qubro dilahirkan pada tahun 1349 M di sebuah
daerah di Samarkand, Uzbekistan, Asia Tengah. Di sana beliau di didik dan
dibesarkan oleh ayahanda Sayyid Zainul Khusen, sampai akhirnya beliau menikah
dan dikaruniai tiga putra. Adapun ketiga putra beliau itu adalah : 1. Sayyid
Ibrahim (Ibrahim As-Samarkhandi) 2. Maulana Iskha’ 3. Sunan Aspadi yang dikawin
oleh Raja Rum Datang Ke Chempa Pada sekitar tahun 1399 M.
Petilasan
Petilasan-(maqam)-nya dilaporkan ada di beberapa tempat,
yaitu di Semarang, Trowulan, dan di Dusun Turgo (dekat Plawangan, Kaliurang),
Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman. Ia wafat dan di makamkan
di Wajo, Makassar, Sulawesi Selatan.
Syiar Islam
Pada awalnya, Syekh Jumadil Qubro dan kedua anaknya, Maulana
Malik Ibrahim dan Maulana Ishaq, datang ke pulau Jawa. Setelah itu mereka
berpisah; Syekh Jumadil Qubro akhirnya ke Wajo, Makassar di mana ia wafat dan
dimakamkan, Maulana Malik Ibrahim ke Champa, di sebelah selatan Vietnam, yang
kemudian mengislamkan Kerajaan Campa, sementara adiknya Maulana Ishaq pergi ke
Aceh dan mengislamkan Samudra Pasai.
Perjalanan dakwah Syeikh Jumadil Kubro berakhir di Trowulan,
Mojokerto. Beliau wafat tahun 1376 M, 15 Muharram 797 H. diperkirakan hidup
diantara dua Raja Majapahit yaitu pada awal Raja Tribhuwana Wijaya Tunggadewi
dan pertengahan Prabu Hayam Wuruk. Bermula dari usul yang diajukan Syeikh
Jumadil Kubro kepada penguasa Islam di Turki (Sultan Muhammad I) untuk
menyebarkan Agama Islam di wilayah Kerajaan Majapahit. Karena, pada saat itu
wilayah Majapahit sangat kuat pengaruh Agama Hindunya di samping keyakinan
masyarakat pada arwah leluhur dan benda-benda suci. Sehingga, keberadaannya di
tanah Majapahit hingga ajal menjelang menunjukkan perjuangan Sayyid Jumadil
Kubro untuk menegakkan Agama Islam melawan penguasa Majapahit sangatlah besar.
Karena pengaruh beliau dalam memberikan pencerahan
bekehidupan yang berperadaban, Syeikh Jumadil Kubro dikenal dekat dengan
pejabat Kerajaan Majapahit. Cara beliau berdakwah yang pelan tapi pasti,
menjadikan beliau amat disegani. Tak heran, bila pemakaman beliau berada di
antara beberapa pejabat kerajaan Majapahit di antaranya adalah makam Tumenggung
Satim Singgo Moyo, Kenconowungu, Anjasmoro, Sunana Ngudung (ayah Sunan Kudus),
dan beberapa patih serta senopati yang dimakamkan bersamanya.
Keturunan
Bila demikian, beberapa Walisongo, yaitu Sunan Ampel (Raden
Rahmat) dan Sunan Giri (Raden Paku) adalah cucunya. Sunan Bonang dan Sunan
Drajad adalah buyutnya. Sunan Kudus adalah cicitnya (keturunan keempat). Jadi
bisa dikatakan bahwa para Walisongo merupakan keturunan etnis Uzbek.
Hubungan dengan Laksamana Cheng Ho
Menurut catatan di Goa Batu, Semarang, tujuh dari sembilan
para Walisongo adalah keluarga dan rekan Panglima Cheng Ho yang juga berasal
Xin Kiang (Xinjiang), sekarang berada di wilayah Tiongkok.
Terima kasih telah membaca artikel kami yang berjudul: Biografi Syekh Jumadil Qubro, jangan lupa + IKUTI website kami dan silahkan bagikan artikel ini jika menurut Anda bermanfaat. Simak artikel kami lainnya di Google News.
Dukung kami dengan memilih salah satu metode donasi di bawah ini:
Gabung dalam percakapan