Sunnah-Sunnah Di Bulan Syawal
Sunnah-Sunnah Di Bulan Syawal
Apakah amalan-amalan sunnah yang
bisa dikerjakan pada bulan Syawal? Ada beberapa amalan-amalan sunnah yang bisa
dikerjakan pada bulan Syawal, antara lain.
Shalat Ied (Hari Raya)
Shalat Idul Fitri hukumnya sunnah
muakkadah, dikarenakan Nabi tak pernah meninggalkannya di setiap hari raya. Ini
adalah pendapat jumhur (mayoritas) ulama. Anjuran itu didasarkan pada hadits
Nabi bahwa Ummu 'Athiyah ra mengatakan, “Kami diperintahkan untuk mengajak
keluar gadis yang baru baligh, gadis-gadis pingitan dan orang-orang haid untuk menghadiri
shalat Idul Fitri dan Idul Adha. (HR. Bukhari dan Muslim )
Puasa Sunnah 6 Hari
Nabi sangat menganjurkan umat Islam
untuk berpuasa selama 6 (enam) hari pada bulan Syawal. Dan Abu Ayyub ra, bahwa
Nabi saw bersabda, “Siapa yang berpuasa Ramadhan, kemudian diikuti puasa 6
(enam) hari bulan Syawal maka itulah puasa satu tahun.” (HR. Ahmad).
Menggelar Prosesi Akad Nikah
Umat Islam sangat dianjurkan untuk
menikah pada bulan Syawal. Ada beberapa hal yang bisa dijadikan alasan. Pertama
A'isyah dinikahi Nabi di bulan Syawal.” Nabi saw menikahiku di bulan Syawal dan
beliau tinggal satu rumah (campur) dengan-ku juga di bulan Syawal.
Siapakah diantara istri beliau yang lebih beruntung dari pada aku.
A'isyah suka jika wanita dinikahi di bulan Syawal.” (HR. Ahmad dan
Muslim).
Alasan lain, menikah di bulan
Syawal itu menyelisihi keyakinan dan kebiasaan orang-orang jahiliyah. Sebab,
mereka benci acara pernikahan di bulan Syawal karena diyakini membawa sial.
Pernikahan Nabi dan A'isyah menepis anggapan salah itu.
I’tikaf
Pada sepertiga akhir bulan
Ramadhan, umat Islam berbondong-bondong untuk i'tikaf di masjid. Jika di
hari-hari terakhir itu tidak bisa, karena ada halangan, bisa juga
untuk melaksanakannya di bulan Syawal, sebagai bentuk qadla sunnah.
Dari A'isyah, beliau
menceritakan i'tikafnya. Nabi saw, kemudian di pagi harinya Nabi melihat ada
banyak kemah para istrinya. Beliau bertanya : Apa-apaan ini? Setelah
diberi tahu, beliau bersabda kepada para istrinya; “Apakah kalian menganggap
ini baik?” kemudian beliau tidak i'tikaf di bulan itu, dan beliau i'tikaf pada
sepuluh hari di bulan Syawal.” (HR. Bukhari dan Muslim). Nabi melakukan i'tikaf
pada bulan Syawal tersebut tak lain sebagai ganti (gadla) i'tikaf bulan
Ramadhan yang beliau tinggalkan.
Setelah bulan Ramadhan usai, Spirit amalan pada bulan Ramadhan itu tak lantas pudar. Amalan-amalan sunnah yang diteladankan Rasul harus dijaga pada bulan-bulan setelah Ramadhan lewat, membiasakan shalat berjamaah, shalat malam (tahajud), dan amalan-amalan yang lain.
Terima kasih telah membaca artikel kami yang berjudul: Sunnah-Sunnah Di Bulan Syawal, jangan lupa IKUTI website kami dan silahkan bagikan artikel ini jika menurut Anda bermanfaat. Simak artikel kami lainnya di Google News.
Dukung elzeno.id dengan memilih salah satu metode donasi di bawah ini:
Gabung dalam percakapan