Bergabunglah di Grup WhatsApp PTS, ikuti Program Tadarus setiap periode 15 hari DISINI
{{ date }}
{{ time }}
Sudah SHOLAT kah Anda?

Perbedaan Mimbar dengan Podium. Hati-Hati! Jangan Disamakan Fungsinya.

Perbedaan Mimbar dengan Podium. Hati-Hati! Jangan Disamakan Fungsinya.

Sebelumnya kami juga akan membawakan link definisi bid’ah menurut kelompok Wahabi dengan tujuan untuk menimbang kekonsistenan dalam pendapat juga sebagai koreksi.

Lihat : Definisi Bid'ah menurut Salafi / Wahabi

  1. Dilapangan kita sering melihat kelompok varian wahabi banyak yang sholat memakai kaos oblong atau lengan pendek dan tanpa menutup kepala.

    Jika mereka mengatakan tidak wajib memakainya dan makruh meninggalkannya, lalu pertanyaan kami lebih utama mana sholat dengan memakai tutup kepala yang dicontohkan Nabi atau tidak menggunakan tutup kepala yang tidak dicontohkan Nabi?

    Kan mereka bergembor-gembor hidupkan sunnah dan berantas bid’ah tapi kenapa sunnah satu ini sering mereka tinggal?

  2. Kami tidak melarang Al-Qur’an diterjemahkan namun mengkritik seseorang atau kelompok yang ngakunya Islam pengikut Nabi dan salaf yang merasa lebih ngerti dari para Ulama’ yang sudah mumpuni tapi nggak tahunya kebanyakan mereka belajarnya hanya memakai terjemahan Qu’an saja dan malas mempelajari bahasa Arab sebagai bahasa bawaan Qur’an serta perangkat ilmu lainnya.

    Apakah Nabi dan para sahabat mencontohkan hal seperti itu? Jika tidak, maka mereka juga terjebak masalah bid’ah diniyyah ini. (Maaf sebenarnya kami tidak ada sepakat tentang pendikotomian antara bid’ah diniyyah dan dunyawiyyah sebab ajaran Islam telah lengkap membicarakan antara ibadah keagamaan dan urusan keduniaan. Dan tidak ada yang memisahkan antara ibadah dan keDUNIAAN selain “KAUM SKULER”. Soal antum a’lamu biumuri dunyakum itu maksudnya soal teknis lapangan sedangkan hukum asalnya soal keduniaan tetap diatur oleh agama.

  3. Mimbar jelas beda dengan podium
    Perbedaan Mimbar dengan Podium. Hati-Hati! Jangan Disamakan Fungsinya.

    Kebanyakan kaum wahabi menggunakan podium baik dalam khutbah dan dakwah. Padahal mereka kan tahu bahwa podium itu yg biasa dipakai oleh yahudi dan nasrani. Mereka sering bilang bahwa haram bertasyabbuh dengan kafir.

    Dan apakah Nabi pernah mencontohkan penggunaan podium? (mungkin jawaban mereka ini kan soal dunia atau sarana). Oke terserah mereka, tp intinya menyerupai kafir kan?

  4. Mereka katakan Nabi membaca 7 juz dalam tarawih, tetapi di Masjidil Haram kan satu juz kan? Ini kan masalah ibadah kan? Katanya harus persis cocok dengan Nabi SAW?
  5. Pada masa Nabi SAW tidak dicontohkan memanggil para sahabat yang pandai agama sekalipun dengan panggilan syaikh. Panggilan syaikh ini (khususnya untuk memanggil ulama’) adalah adat yang berkembang jauh setelah wafatnya Nabi SAW.

    Baca : http://id.wikipedia.org/wiki/Syekh

    Mereka sering katakan adat harus ditolak (lebih-lebih yang tidak dicontohkan Nabi) Lha terus soal memanggil ulama’ dengan syaikh apa dicontohkan Nabi?

  6. Kamu bawakan ayat bolehnya mengucapkan rohimahulloh dengan ayat:

    ÙˆَالسَّابِÙ‚ُونَ الْØ£َÙˆَّÙ„ُونَ Ù…ِÙ†َ الْÙ…ُÙ‡َاجِرِينَ ÙˆَالْØ£َÙ†ْصَارِ ÙˆَالَّØ°ِينَ اتَّبَعُوهُÙ…ْ بِØ¥ِØ­ْسَانٍ رَضِÙŠَ اللَّÙ‡ُ ...

    Itu ayat untuk para sahabat (rodiyallahu 'anhum) bukan untuk ulama’ yang mereka sering memakai rohimahullah. Jika mereka menggunakan ayat diatas untuk dalil diperbolehkannya mendoakan rihimahullah setiap kali menyebut nama ulama’ mereka maka mereka telah terjebak kepada QIYAS dan mereka sendiri menolak QIYAS.

    Selain itu apa Nabi telah mencontohkan hal diatas? Jika itu hal baik kenapa Nabi atau tabi’in tidak mendahuluinya?

  7. Justru menurut kami karena jumroh itu tempat ibadah dan hal ibadah maka tidak boleh dong menyelisihi Nabi. Dan sekarang tempat sa’i juga sudah dibangun dibagian atas kan?.

    Masalahnya disini bukan soal keamanan dan kenyamanan yg kita bahas,tetapi ini soal kekonsistenan mereka yg mengembar-gemborkan untuk sama dengan Nabi. Intinya dalam hal ini mereka telah terjebak dalam bid’ah hasanah yang sebelumnya mereka menolaknya.

  8. Soal menghancurkan situs islam maka mereka telah berbuat bid’ah dimana para sahabat memelihara situs-situs islam yang sekarang mereka hancurkan:
    Lihat :
    http://athena-sejahtera.blogspot.com/2013/04/kepedulian-sahabat-terhadap-peninggalan.html
  9. Rincian tambahan

  10. Hari Besar Islam memang ada dua tetapi hari besar umat Islam ada banyak.

    Apa Nabi pernah melakukan peringatan hari besar nasional? Jelas tidak kan? Knp mereka yg gembar gembor thd haramnya nasionalisme malah mengadakan peringatan hari besar nasional. Dengan alasan ini itu mereka melarang peringatan hari besar umat islam tapi membolehkan peringatan hari besar nasional walau dg dalih itu soal dunia. Secara tidak sadar mereka telah melakukan dikotomi antara hal dunia dan agama dimana Islam tdk pernah memisahkannya. Dan mereka sendiri disadari atau tidak telah banyak melakukan BID’AH HASANAH walau mungkin mereka memakai nama lain maslahah mursalah dg tujuan untuk agar tidak dikatan melakukan bid’ah hasanah.


Wallohu A'lam.

Terima kasih telah membaca artikel kami yang berjudul: Perbedaan Mimbar dengan Podium. Hati-Hati! Jangan Disamakan Fungsinya., jangan lupa IKUTI website kami dan silahkan bagikan artikel ini jika menurut Anda bermanfaat. Simak artikel kami lainnya di Google News.

Pengalaman adalah Guru Terbaik. Oleh sebab itu, kita pasti bisa kalau kita terbiasa. Bukan karena kita luar biasa. Setinggi apa belajar kita, tidahlah menjadi jaminan kepuasan jiwa, yang paling utama seberapa besar kita memberi manfaat kepada sesama.